Ustadz Abu Zakariya Muhammad Qosim Muhajir | Khutbah Idul Adha

Khutbah Idul Adha Oleh Al-Ustadz Abu Zakariya Muhammad Qosim Muhajir, Lc hafidzahullah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحَمْدُ ِللهِ الكَرِيْمِ الوَهَّابِ الرَّحِيْمِ التَّوَّابِ غَافِرِ الذَّنْبِ قَابِلِ التَّوْبِ شَدِيْدِ العِقَابِ ذِيْ الطَّوْلِ لاَإِلهَ إِلاَّ هُوَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ المُتَطَهِّرِيْنَ وَيَغْفِرُ لِلْمُخْطِئِيْنَ المُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَمْحُوْ بِحِلْمِهِ إِسَاءَةَ المُذْنِبِيْنَ وَيَقْبَلُ بِعَفْوِهِ اعْتِذَارَ المُعْتَذِرِيْنَ لاَإِلهَ إِلاَّ هُوَ إِلهُ الأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ وَدَيَّانُ يَوْمِ الدِّيْنِ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى خَيْرِ عِبَادِهِ أَجْمَعِيْنَ وَعَلَى صَحَابَتِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فَإِنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كَتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ
اللهم يامصلح الصالحين أصلح فساد قلوبنا واستر فى الدنيا والآخرة عيوبنا واغفر بعفوك ورحمتك ذنوبنا وارحم فى موقف العرض عليك ذل مقامنا
يارب عفوك لاتأخذ بزلتنا … واغفر أيا رب ذنباً قد جنيناه
Jama’ah shalat ‘Idul Adha yang dirahmati Allah :
Alhamdulillah, tiada pernah bosan kita kembali memuji, memuja dan menyebut nama Allah yang telah melimpahkan kepada kita nikmatNya, nikmat iman dan islam adalah dua kenikmatan yang paling besar dan sangat agung yang juga sekaligus sebagai tonggak penentu keselamatan dan kebahagiaan kita di dunia dan akhirat tentunya apabila kita bisa menjaga, memelihara dan menjauhkan iman dan islam jangan sampai ternodai dan terkontaminasi dengan noda syirik, bid’ah, khurafat dan amal maksiat sekecil apapun juga. Dan nikmat lain yang tak kalah pentingnya yang wajib kita syukuri pula yaitu nikmat kesehatan, sehingga atas izin dan kehendak Allah, kita dapat melaksanakan shalat ‘Idul Adha berjama’ah, kita iringi dengan harapan dan do’a semoga Allah menerima amal ibadah kita, meridhai langkah kita, memberkati dan mengampuni dosa kita, serta memudahkan langkah kita ke surgaNya kelak…. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Jama’ah shalat ‘Idul Adha yang dirahmati Allah : saudara-saudaraku seiman seakidah …
Menjalani hidup bagaikan musafir yang bepergian di muka bumi. Sang musafir telah menyiapkan segala perbekalan yang bisa memudahkan perjalanan yang ia tempuh. Namun disadari atau tidak, perjalanan akan terhenti tatkala sang musafir di hampiri oleh keadaan yang setiap orang tidak pernah menyangka kalau ia akan menghampirinya. Sang pemutus kelezatan, yang menghentikan segala aktifitas dan kegiatan, yang membuat pandangan mata kehilangan apa yang di lihat, lidah tidak bisa berkata dan berucap, tangan tak mampu bergerak dan kaki tak lagi mampu melangkah, itulah yang dinamakan AL MAUT….. (kematian.. “SANG PEMUTUS KELEZATAN DAN KENIKMATAN”). Keadaan ini telah disampaikan oleh beliau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata : telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam “Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan yaitu kematian. (HR.Ibnu Majah, Tirmidzi, Nasai, Ahmad)
Apakah semua yang bernyawa akan mati ?
Jama’ah sholat id yang dirahmati Allah, setiap yang bernyawa pasti akan tiba ajalnya, setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian, hal ini pasti terjadi dan tidak bisa ditolak. Allah Azza wa Jalla telah mengingatkan kita akan hal ini, yang kekal abadi hanyalah Allah semata..semua binasa, semua sirna dan akan tiada, sebagaimana firmanNya :
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (26) وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Semua yang ada di bumi itu akan binasa, dan tetap kekal wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS. Ar-rahman 55/26-27).
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati,dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS.Ali imran 3/185)
Setiap insan berharap bisa hidup kekal dan lebih lama, namun tidak ada yang bisa kekal hidup di muka bumi, nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tidak diberikan kekekalan hidup, Allah Azza wa Jalla sudah mengingatkan nabiNya bahwa ia akan mati (mayit), bagaimana dengan kita? Allah Azza wa Jalla berfirman :
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ
Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula (QS. Az-zumar5 39/30)
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ (34) كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seseorang pun sebelum kamu (Muhammad). Maka jikalau kamu mati apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (QS. Al-anbiya 21/34-35).
Jama’ah sholat id yang dirahmati Allah saudara-saudaraku seiman seakidah …
Dari uraian diatas jelas bagi kita bahwa kematian pasti mengahampiri kapan dan dimanapun kita berada, suka maupun duka, sendiri maupun dalam keramaian.. tidak ada yang bisa menghindar dari musibah al-maut (kematian). Sehingga bagaimanapun manusia berusaha menghindar darinya kematian itu akan mengejarnya.. Allah Azza wa Jalla menegaskan dalam firmanNya :
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada didalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (QS. An-nisa 4/78).
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ
Katakanlah : sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu… (QS.Al-jum’ah 62/8).
Jama’ah sholat id yang dirahmati Allah… saudara-saudaraku seiman seakidah…..
Dahsyatnya peristiwa ini telah diuraikan Allah di empat ayat dalam alquran, jadikan renungan untuk masing-masing kita, pikirkan jika hal itu menimpa dan kita mengalaminya..simak ayat-ayat ini, ambil pelajaran agar kita tidak terlalu jauh dan terlena…
1. وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ (19)
Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya, itulah yang kamu selalu lari darinya. (QS.Qaf 50/19).
2. وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat diwaktu orang-orang dhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut. (QS. Al-an’am 6/93).
3. فَلَوْلَا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ
Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan. (QS. Al-waqiah 56/83)
4.كَلَّا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ
Sekali-kali jangan, apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan. (QS.Qiyamah 75/26)
Jama’ah sholat id yang dirahmati Allah… saudara-saudaraku seiman seakidah…..
Allah Azza wa Jalla mengisahkan tentang gambaran kematian yang sangat dahsyat ini dengan uraian yang menakjubkan dan membuat setiap orang yang beriman merinding dan takut…. Bagaimana tidak.. itu adalah saat dimana manusia akan meninggalkan dunia yang fana, detik-detik perpisahan yang ditakutkan, detik-detik keluarnya ruh dari jasad….. detik-detik dimana setiap insan berharap untuk tidak mengalaminya disaat ia belum siap untuk menerimanya….. peristiwa yang merubah orang kuat menjadi lemah, sehat menjadi sakit, tenang menjadi guncang,….
كَلَّا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ (26) وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ (27) وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ (28) وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ (29) إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ (30)
Sekali-kali jangan. Apabila nafas seseorang (telah mendesak) sampai kerongkongan. dan dikatakan (kepadanya): Siapakah yang dapat menyembuhkan ? dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia) dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). (QS Alqiyamah 75/26-30)
Kalau kita bertanya dan ditanya : siapakah kiranya yang bisa menenangkan seorang hamba yang berada dalam keadaan sekarat menjelang ajal? Mampukah sang dokter memberi ketenangan terhadap jiwanya? adakah obat yang bisa meringankan penderitaannya? Adakah sarana duniawi yang bisa menghibur kegalauan hatinya? Tidak ada yang bisa dilakukan ketika detik-detik itu tiba, kecuali ruqyah dan talqin dengan kalimat tauhid لاإله إلا الله  yang akan menenangkan penderitaannya, doa dan ruqyah yang mampu menghibur dan meredam kondisinya. Allahu Akbar, Subhanallah, laa haula wala quwwata illa billah.
Jama’ah sholat id yang dirahmati Allah… saudara-saudaraku seiman seakidah…..
Hati berdebar, tubuh gemetar, lidah serasa membeku tak mampu berucap dan berujar…hanya pandangan mata yang menengadah keatas langit, seolah ia ingin didengar suara hatinya oleh Allah, ditenangkan kegelisahan dan kegundahan jiwanya….saudaraku… demi Allah …. Sungguh hal ini adalah saat-saat menakutkan dan sangat menyedihkan. Setelah itu tidak ada yang lain kecuali hanya janji dan ancaman..… andai kita mau merenungkan dengan tenang, walau kita sedang bergelimang dengan kenikmatan, pastilah yang akan kita rasakan kehidupan yang keruh dan dunia menjadi hina bagi kita…. Dunia yang luas terasa sempit, semua yang indah seolah telah tiada, manis terasa getir dan pahit… Syumaith bin ‘Ajlan berkata :
من جعل الموت نصب عينيه لم يبال بضيق الدنيا ولا بسعتها
Barang siapa yang menjadikan maut (kematian) dihadapan kedua matanya, dia tidak peduli dengan kesempitan (kesulitan) dunia atau keluasannya (kenikmatannya). (Mukhtashar minhajul qashidin)
Lihatlah perubahan yang ada,… rasakan,.. renungkan dan pikirkan… wahai saudaraku…kesenangan berubah menjadi kesedihan, kebahagiaan berubah menjadi kesusahan…. Bagaimana tidak…. Engkau akan berpisah dari harta benda, engkau akan berpisah dengan orang yang tercinta…engkau akan berpisah dengan sanak kerabat dan orang-orang yang pernah dekat… menuju tempat untuk mendapatkan balasan dan menjalani hisab yang sungguh amat sangat menakutkan.. sampai engkau mengakhiri perjalananmu yang panjang dan berat menuju salah satu dari dua kelompok :
فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ (7)
…segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka…(QS.As-syura 42/7)
Saudaraku …….
Khalifah Umar bin Abdul Aziz rahimahullah pernah menyampaikan khutbahnya :
وفى كل يوم تشيعون غاديا ورائحا إلى الله قد قضى نحبه وانقضى أجله ، فتودعونه وتدعونه فى صدع من الأرض غير موسد ولا ممهد، قد خلع الأسباب وفارق الأحباب وسكن التراب وواجه الحساب …… فاتقوا الله عباد الله قبل نزول الموت وانقضاء مواقيته وإني لأقول لكم هذه المقالة وما أعلم عند أحد من الذنوب أكثر مما أعلم عندي، ولكني أستغفر الله وأتوب إليه ، ثم رفع طرف ردائه وبكى حتى شهق، ثم نزل فما عاد إلى المنبر بعدها حتى مات رحمة الله عليه.
Ingatlah wahai saudaraku, bukankah kalian pernah mengantar jenazah dikala pagi dan petang, jenazah saudaramu yang telah dipanggil oleh Allah Azza wa Jalla, saudaramu yang telah tiba ajalnya, kalian mengantarkan dan meninggalkannya di dalam lubang (liang) lahat, tempat yang tidak lagi ada kasur dan bantal yang empuk, sudah tidak lagi punya kesempatan untuk berbuat, dia telah berpisah dengan orang yang dicintai (anak, istri, keluarga dan kerabat), kini ia hidup berkalang tanah, siap menghadapi hisab,….. bertaqwalah kepada Allah wahai hamba Allah…. Sebelum maut datang menjemput,…. Dan aku sampaikan kalimat ini, dengan penuh keyakinan bahwa tidak ada orang yang lebih banyak salah dan dosa dari kesalahan dan dosa yang ku perbuat,….. akan tetapi seiring itu pula aku senantiasa bertaubat dan memohon ampunanNya,…
Kemudian beliau mengangkat salah satu sisi selendangnya, sambil menangis terisak sampai ia tidak sadarkan diri.. akhirnya beliau diturunkan dari mimbar…dan… tidak pernah kembali lagi ke atas mimbar… akhirnya mautpun menjemput dirinya…. Rahimullahu rahmatan wasi’ah.
Jama’ah sholat id yang dirahmati Allah… saudara-saudaraku seiman seakidah…
Mari sejenak kita melihat dan membaca bagaimana detik-detik akhir menjelang ajal yang dialami oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sahabatnya generasi terbaik dari umatnya….
عَنْ أَنَسٍ قَالَ : لَمَّا ثَقُلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَعَلَ يَتَغَشَّاهُ فَقَالَتْ فَاطِمَةُ عَلَيْهَا السَّلَام وَا كَرْبَ أَبَاهُ فَقَالَ لَهَا لَيْسَ عَلَى أَبِيكِ كَرْبٌ بَعْدَ الْيَوْمِ   (صحيح البخاري)
Tatkala kondisi nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam makin memburuk, Fathimah berkata :”alangkah berat penderitaanmu ayahku”. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “tidak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini…” (HR.Bukhari)
Apa yang dilakukan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum ajal menjemput, apa yang beliau ucapkan kepada umatnya? Imam Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha :
أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَانَتْ تَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ بَيْنَ يَدَيْهِ رَكْوَةٌ أَوْ عُلْبَةٌ فِيهَا مَاءٌ يَشُكُّ عُمَرُ فَجَعَلَ يُدْخِلُ يَدَيْهِ فِي الْمَاءِ فَيَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ وَيَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ ثُمَّ نَصَبَ يَدَهُ فَجَعَلَ يَقُولُ فِي الرَّفِيقِ الْأَعْلَى حَتَّى قُبِضَ وَمَالَتْ يَدُهُ ( رواه البخاري )
Bahwasannya di hadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terdapat satu bejana kecil dari kulit yang berisi air, beliau memasukkan tangan ke dalamnya dan membasuh muka dengannya seraya berkata : “Laa ilaha illa Allah”.. sesungguhnya kematian memiliki sakaratul maut”.. dan beliau menengadahkan tangannya seraya berkata : “menuju Rafiqil A’la” sampai akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya melemas.. (HR.Bukhari)
Dalam riwayat lain disebutkan bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan doa yang begitu lirih memohon kepada Allah rahmat dan maghfirahNya:…..
فبينما كان رأسه صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فى حجر عائشة _رضي الله عنها _ إذ دخل عليه عبد الرحمن بن أبي بكر وفي يده سواك ، فنظر إليه رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فعلمت عائشة أنه يريد السواك فتناولته ولينته فاستاك به وعندما فرغ منه رفع يده وإصبعه وشخص ببصره نحو السقف وتحركت شفتاه فأصغت إليه عائشة وهو يقول : (مع الذين أنعمت عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين ، اللهم اغفرلي وارحمني وألحقني بالرفيق الأعلى، اللهم الرفيق الأعلى ) كررها ثلاثاً ، وكان آخر ماتكلم به، ثم مالت يده ولحق بالرفيق الأعلى .
Ketika kepala beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berada dipangkuan ‘Aisyah tiba-tiba masuklah Abdurrahman bin Abu Bakr membawa sebatang siwak, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memandang ke arahnya, maka ‘Aisyah tahu bahwa beliau menginginkan siwak itu, ‘Aisyah mengambil siwak itu lalu dilunakkan sedikit dan diberikan kepada beliau untuk digunakan bersiwak, usai bersiwak beliau mengangkat tangan dan jarinya, pandangannya juga mengarah ke atap, kedua bibir beliau bergerak-gerak ‘Aisyah masih mendengarkan yang beliau ucapkan : “Bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat ya Allah, dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih.. Ya Allah ampunilah dosaku, limpahkan rahmat-Mu kepadaku, dan angkatlah diriku ke Rafiqil A’la (keharibaanMu yang tinggi),…. Beliau terus mengulang-ngulang kalimat tadi sampai tiga (3) kali, itulah ucapan terakhir yang beliau lontarkan, setelah itu tangan beliau perlahan miring dan melemas, beliaupun berangkat ke haribaan Allah. (Bukhari & Muslim).
Saudaraku, begitu dahsyat peristiwa yang menimpa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala maut menjemput.. Beliau adalah hamba Allah yang terbaik, kekasih Allah dan hamba yang menjadi panutan umat. Beliau tidak bisa menyembunyikan keadaan dirinya dan apa yang menimpanya, sebuah peristiwa yang jika kita mengalami sendiri tentulah akan muncul pertanyaan dalam benak pikiran masing-masing dari yang hadir disini, Mampukah kita menghadapinya dengan ketegaran, kesabaran dan dengan akhir yang baik? Hanya kepada Allah jualah kita memohon agar dimudahkan segala urusan tatkala maut menjemput.
Jama’ah sholat id yang dirahmati Allah… saudara-saudaraku seiman seakidah…..
Selanjutnya bagaimana kondisi yang dialami oleh sebagian sahabat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala maut menjemput?
لما حضرت أبايكررضي الله عنه الوفاة جاءت عائشة فتمثلت بهذا البيت : لعمرك كا يغنى عن الفتى      إذا حشرجت يوماً وضاق بها الصدر فكشف عن وجهه وقال : ليس كذلك ولكن قولي :   وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ —- انظري ثوبي هذين فاغسلوهما وكفنوني فيهما فإن الحي أحوج إلى الجديد من الميت.
Abu Bakr Ash-shiddiq radhiyallahu ‘anhu menjelang kematiannya, berkata padanya ‘Aisyah : Celaka, tangis apa yang bisa dilakukan seorang pemudi bila suatu hari dadanya bergemuruh karena kesedihan. Abu Bakr langsung menyingkap wajahnya yang tertutup sambil berkata : “jangan berkata begitu wahai putriku, tetapi ucapkanlah :
وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ (19)
Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya, itulah yang kamu selalu lari darinya. (QS.Qaf 50/19).
Coba engkau lihat dua helai pakaian ini, cuci dan gunakan untuk mengkafani tubuhku, karena orang yang hidup lebih membutuhkan kain yang baru ketimbang orang yang sudah mati. (ats tsabat indal mamat ibnul jauzi).
عن ابن عمر قال : كان رأس عمر فى حجري لما طعن فقال :ضع رأسي بالأرض ،قال :فظننت أن ذلك تبرماً به، فلم أفعل ،فقال :ضع خدي بالأض لا أم لك! ويلي وويل أمي إن لم يغفر الله عز وجلى لي
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu : putra beliau abdullah bin umar menceritakan : saat itu kepala Umar bin khattab berada di pangkuanku (saat setelah beliau tertikam) : “letakkan kepalaku diatas tanah” . aku mengira beliau sudah bosan berada dipangkuanku. Akupun memenuhi permintaannya. Beliau berkata sungguh celaka aku dan sungguh celaka pula ibuku., bila Allah tidak juga sudi mengampuniku. (Washaya ulama inda hudhuril maut)
عن همّام قال : لما حضر أبا هريرة رضي الله عنه الموت جعل يبكي ، قيل له : ما يبكيك ياأبا هريرة ؟ قال : قلة الزاد وبعد المفازة وعقبةٌ هبوطها الجنة أو النار
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sebagaimana diriwayatkan oleh Hammam : ketika Abu Hurairah menghadapi sakaratul maut beliau menangis. Dikatakan padanya : apa yang membuatmu menangis wahai Abu Hurairah ? beliau menjawab : karena bekal yang sedikit, sementara perjalanan yang panjang dan akhir perjalanan hanya surga atau neraka. (Washaya ulama inda hudhuril maut).
Subhanallah, Allahu Akbar…. Lihatlah mereka generasi terbaik umat ini,..! apa yang mereka ucapkan, apa yang mereka harapkan, apa yang mereka lantunkan apa yang mereka rindukan untuk diri mereka? Kesemuanya berharap kemudahan dan ampunan dari Ar Rahman….
Saudaraku,…… bergetar hati ini, berdebar dada ini…gemetar tubuh kita… seolah kedua kaki tak lagi mampu menopang tubuh yang ketakutan…
CUKUPLAH KEMATIAN SEBAGAI NASEHAT UNTUK KITA SEMUA…
كفى بالموت واعظاً
jika saat ini kita melihat mayit yang terbujur kaku,, pikirkan dan katakan pada dirimu… hari ini ia terbujur kaku, diam membisu, sekujur tubuh membeku…. Mungkin esok aku akan alami hal sama yang menimpa saudaraku…
Saudaraku…jika saat ini engkau sedang menyaksikan seseorang tengah sekarat meregang nyawa dan engkau bimbing dia dengan talkin kalimat tauhid Laa ilaha illa Allah, membimbingnya untuk ingat Allah dan taubat,… kiranya siapa yang akan membimbing dirimu jika esok peristiwa itu menimpamu??
Saudaraku…. jika hari ini kita memandikan, mengkafani, menyolatkan, mengantar dan memakamkan jenazah ketempat peristirahatannya yang terakhir… maka esokpun kita akan alami hal yang sama….
Saudaraku… lidah ini terasa berat seolah tak mapu lagi berucap….
Kita teringat sabda beliau Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam tatkala usai mengubur jenazah, ingat kalimat yang terucap dihadapan sahabat :
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ فَقَالَ اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ أخرجه أبو داود والحاكم والبيهقي وعبد الله بن أحمد في ” زوائد الزهد ” (ص 129) وقال الحاكم: ” صحيح الاسناد “، ووافقه الذهبي: وهو كما قالا، وقال النووي: ” إسناده جيد “.
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu beliau berkata : Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai menguburkan jenazah, beliau berdiri disamping kuburan seraya berkata : “mohonkan ampunan untuk saudaramu, mohonkan pula keteguhan jiwanya untuk bisa menjawab setiap pertanyaan, karena sekarang ia sedang ditanya.. (oleh malaikat Munkar dan Nakir) (HR. Abu Dawud, Hakim, Baihaqi).
Saudaraku… peristiwa inilah yang kita takutkan, kejadian ini yang kita khawatirkan… masing-masing dari kita tidak akan pernah tahu, mampukah kita… bisakah kita…. Akankah kita meraih maghfirah dan keteguhan jiwa tatkala kita ditinggal sendiri dialam kubur… menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir… dalam kegelapan kubur… diliang lahat yang sempit… tiada yang bisa menghibur dan menenangkan jiwa selain bekal amal shalih yang selama ini kita kerjakan…
Adakah harta yang pernah kita raih mendampingi kita dialam kubur… adakah istri tercinta… suami tercinta… anak-anak… saudara dan kerabat atau tetangga yang sudi dan rela mendampingi sang mayit dialam kuburnya?????……
Mana istanaku… mana istriku… mana suamiku… mana anak-anakku… mana kedua orang tuaku…. mana kendaraanku…. mana jabatanku……..
Saudaraku…. Ingatlah tatkala jasad diusung menuju kubur….. jika mayat boleh berkata : mau dibawa kemana kiranya jasadku…??? Mereka membawaku … mereka mensholatiku tanpa sujud dan ruku’…. Semoga Allah merahmatiku…. Mereka membawa jasadku ke tempat dimana aku akan ditinggal sendiri…..
Ingatlah, ada 3 hal yang mengantar jenazah ke alam kuburnya : hartanya, keluarganya, amalnya. 2 hal akan kembali dan tidak akan pernah mau dan sudi mendampinginya, pulang meninggalkan dirinya harta dan keluarganya,…. Hanya satu yang akan setia mendampingimu, hanya satu yang setia menemanimu… dialah sang penghibur… dialah AMALANMU…. Jika baik maka baik dan tenanglah jiwamu, namun jika buruk maka kecelakaan atasmu…. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُه
(متفق عليه)
Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju kuburnya), dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap. (Bukhari & Muslim)
Jama’ah sholat id yang dirahmati Allah… saudara-saudaraku seiman seakidah…..
Alam kubur adalah tempat persinggahan pertama seorang hamba sebelum akhirnya ia menuju akhirat.. alam kubur inilah yang membuat sahabat nabi Utsman bin Affan menangis ketakutan…. Apa yang ia takutkan, apa yang membuatnya menangis??…..
Dalam sebuat riwayat tirmidzi :
كَانَ عُثْمَانُ إِذَا وَقَفَ عَلَى قَبْرٍ بَكَى حَتَّى يَبُلَّ لِحْيَتَهُ فَقِيلَ لَهُ تُذْكَرُ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَلَا تَبْكِي وَتَبْكِي مِنْ هَذَا فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنْزِلٍ مِنْ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ   (رواه الترمذي)
Utsman bin Affan pernah berdiri disamping kuburan, dia menangis terisak sampai air matanya membasahi jenggotnya, beliau ditanya : wahai Utsman ; jika engkau ingat (diingatkan dengan) surga neraka, engkau tidak menangis.. namun mengapa engkau menangis ketika ingat (diingatkan) dengan kubur ? beliau menjawab : aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : kuburan itu adalah tempat persinggahan pertama bagi seorang hamba dari tempat persinggahannya sebelum akhirat. Barang siapa yang selamat darinya (siksa dan fitnah kubur) maka yang berikutnya lebih ringan buatnya, namun sebaliknya barang siapa yang tidak selamat darinya, maka yang setelahnya lebih sulit dan susah baginya.. (HR. Tirmidzi).
Saudaraku…. Riwayat diatas dengan jelas menunjukkan bahwa keselamatan di alam kubur sebagai tanda bahwa hamba akan bahagia kelak dihari kiamat.. dan juga sebaliknya bahwa kegagalan yang dialami hamba dialam kubur itu tanda bahwa ia akan merugi dunia akhirat..
Saudaraku… hal senada juga pernah disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dihadapan sahabatnya tatkala beliau selesai menguburkan jenazah :
عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةٍ فَجَلَسَ عَلَى شَفِيرِ الْقَبْرِ فَبَكَى حَتَّى بَلَّ الثَّرَى ثُمَّقَالَ يَا إِخْوَانِي لِمِثْلِ هَذَا فَأَعِدُّوا
Dari Barra’ dia berkata : Kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu jenazah, lalu beliau duduk ditepi kubur, kemudian beliau menangis sehingga tanah menjadi basah, lalu beliau bersabda : “Wahai saudara-saudaraku! Persiapkanlah untuk yang seperti ini.!” (HR. Ibnu Majah)
Sudahkah kita persiapkan seperti yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan??
Saudaraku.. pernahkah kita merasa bahwa hati ini pernah keras membeku tak mau menerima kebenaran??
Saudaraku… sampai kapan kita pertahankan kerasnya hati ini?? kesombongan diri..??
Saudaraku…pernahkah engkau alami detik-detik kala semua orang tidur lelap terbuai mimpi… engkau sedang sendiri,.. menyendiri.. menyepi.. bermunajat dengan Allah… dengan air mata berlinang menangisi kerasnya hati dan dosa yang selama ini kita lakukan
Sudahkah engkau meminta kepadaNya agar selalu dibimbing menuju jalan yang di ridhai?
Sudahkah engkau meminta kepadaNya agar dijadikan anak shalih yang selalu berbakti…
Anak yang selalu mendoakan kedua orang tua kala mereka berdua telah tiada??
Saudaraku….. mari bawa diri ini untuk terus ingat peristiwa tadi…. Bimbing dan bina jiwa ini agar senantiasa berada diatas hidayah Ilahi… arahkan jiwa ini agar senantiasa mendapat ridha Ilahi… dengan banyak mengingat mati, itu berarti kita sudah bisa arahkan diri agar terus mawas diri dan menyiapkan segala sesuatu sedini mungkin… siapkan perbekalan…. Yang nantinya kita jadikan modal menghadap sang Hakim yang Maha Adil lagi Bijaksana…. Tatkala semua amal akan ditanya, ditimbang dan diminta pertanggungan jawabnya…
Allah Azza wa Jalla sudah ingatkan kita akan hal itu dengan firmanNya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). (QS. Al Hasyar 59/18).
Jama’ah sholat id yang dirahmati Allah… saudara-saudaraku seiman seakidah…..
Detik-detik itu pasti menghampiri kita, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk memperbanyak taubat kepada Allah Azza wa Jalla dan amal shalih.
Setiap kita ingin mendapat akhir yang baik (husnul khatimah) dan berharap mendapat panggilan yang indah kala ajal tiba dan malaikat maut menjemput. Menjadi jiwa yang ridha kepada Allah dan diridhai Allah di dunia dan akhirat. Seruan itu menjadi idaman setiap insan yang beriman, panggilan yang memberi ketenangan dan kebahagiaan, sebagaimana firmanNya :
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ [٨٩:٢٧] ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً [٨٩:٢٨] فَادْخُلِي فِي عِبَادِي [٨٩:٢٩] وَادْخُلِي جَنَّتِي [٨٩:٣� ]
27. Hai jiwa yang tenang.
28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
29. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,
30. Masuklah ke dalam syurga-Ku. (QS.Al-fajr 89/27-30)
Saudaraku, semoga kita senantiasa bisa memulai sesuatu dengan kebaikan dan mengakhirinya dengan kebaikan pula. Salah seorang sahabat nabi Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu diantara wasiat yang disampaikan kepada putranya :
يابني إذا صليت صل صلاة مودع ، لا تظن أنك تعود إليها أبداً واعلم يابني أن المؤمن يموت بين الحسنتين ، حسنة قدمها وحسنة أخرها .
Wahai anakku, sholatlah seperti sholatnya orang yang akan berpisah (meninggal) dan jangan pernah engkau menyangka akan bisa kembali mengerjakannya setelah ini, ketahuilah anakku… tidaklah seorang mukmin mati melainkan kematiannya berada antara dua kebaikan : kebaikan yang telah dikerjakan dan kebaikan yang belum dikerjakan (ditinggalkan)…
Saudaraku…. Semoga Allah senantiasa memberikan taufiqNya kepada kita, memudahkan semua urusan kita, menjadikan kita hamba yang gemar bertaubat, dan selalu ingat akan kematian sang penghancur kelezetan dan kenikmatan…
Akhirnya marilah kita berdo’a memohon kepada Allah, semoga Allah mengabulkan do’a kita…..
رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدِيْنَاوَارْحَمْهُمَا كَمَارَبَّيَانَاصِغَارًا
Ya Allah, ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, dan sayangilah mereka berdua sebagaimana mereka telah memelihara kami waktu kecil.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى
Ya Allah, Kami memohon petunjuk, ketaqwaan, kesucian (dijauhkan dari hal-hal yang tidak halal/tidak baik)
اللَّهُمَّ يَامُقَلِّبَ القُلُوْبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ،يَامُصَرِّفَ القُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا إِلَى طَاعَتِكَ
Ya Allah, yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami pada agama-Mu, Wahai Rabb yang mengarahkan hati, arahkanlah hati kami untuk taat kepada-Mu
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّذِي فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ آخِرَتَنَا الَّتِي إِلَيْهاَ مَعَادُنَاوَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَالْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agamaku yang ia merupakan benteng pelindung bagi urusanku. Dan perbaikilah duniaku yang ia menjadi tempat hidupku. Serta perbaikilah akhiratku yang ia menjadi tempat kembaliku. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan, serta jadikanlah kematian sebagai kebebasan bagiku dari segala kejahatan.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpn bagi orang-orang yang bertaqwa”.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisiMU; Sesungguhnya Engkau Maha pemberi (karunia)”.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.”
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَاطَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau melakukan kesalahan. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Ma’afkanlah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong/pelindung kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksa neraka”
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Khutbah ‘Idul Adha 1430 H
di Pesantren Islam Al-Irsyad Tengaran, Kab. Semarang
yang disampaikan oleh Al-Ustadz Abu Zakariya Muhammad Qosim Muhajir, Lc hafidzahullah
Dipublikasikan kembali oleh mp3kajian.blogspot.com dari http://pesantrenalirsyad.org